AKREDITASI PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

(Tulungagung) - Setelah mengajukan re-akreditasi pada tanggal 13 Mei 2015 lalu, Jurusan Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung akhirnya menerima visitasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada Sabtu, 4 Juli 2015 kemarin.

Dekan FEBI IAIN Tulungagung, Dede Nurohman, M.Ag., mengatakan, bahwa visitasi tersebut dilakukan oleh dua assessor BAN-PT, yakni Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag. yang merupakan salah satu guru besar di UIN Sultan Syarif Kasim dan Dr. Agus Purwanto dari Universitas Diponegoro Semarang.

“Dalam proses visitasi tersebut sebagaimana prosedurnya kita mengundang pihak stakeholder, alumni dan juga mahasiswa aktif untuk berdiskusi dengan para assessor mengenai keberadaan Jurusan Perbankan Syari’ah di IAIN Tulungagung”, kata Dede Nurohman, M.Ag..

Adapun menurut Dekan FEBI, pihak stakeholder yang hadir antara lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Djoko Raharto, Kepala Badan Pusat Statistik Tulungagung, Ir. Satya Hari Soedibjo. Sedangkan dari beberapa lembaga keuangan seperti BNI Syari’ah Tulungagung dan BTPN Syari’ah Tulungagung serta beberapa BMT di Tulungagung dihadiri oleh perwakilannya. Mereka dihadirkan karena selama ini mereka adalah mitra IAIN Tulungagung baik itu sebagai tempat kuliah di luar kampus maupun yang selama ini telah menerima beberapa alumni FEBI untuk bekerja di lembaga mereka.

Ditanya mengenai bagaimana jalannya visitasi tersebut, Dede Nurohman, M.Ag. menjelaskan, bahwa acara yang dilaksanakan di lantai 2 gedung FEBI tersebut berjalan lancar dan tidak terlalu lama, yakni dimulai sekira pukul 10.30 dan selesai pada pukul 13.00.

“Hal tersebut berlangsung singkat karena semua dokumen dan data-data yang dibutuhkan sudah ada sehingga ketika para assessor menanyakan hal tersebut kita sudah siap untuk menyajikannya, selain itu pelaksanaannya dilakukan dengan format 2 forum, yakni satu forum untuk pengisian borang 3A untuk keprodian dan borang 3B untuk kefakultasan”, terang Dekan FEBI.

Masih menurut Dede Nurohman, M.Ag., bahwa dengan dilaksanakannya visitasi tersebut, ada dua catatan yang diberikan oleh para assessor, pertama mahasiswa belum memiliki bekal skill berkomunikasi dengan bahasa asing, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Dan catatan kedua adalah perlu ada sistem check list terkait dengan kehadiran dosen di waktu jam kuliah.

“Untuk catatan mengenai bahasa kita akan coba mendorong para dosen untuk menciptakan iklim bahasa asing di kelas, sedangkan terkait check list kehadiran dosen di jam mereka mengajar akan kita efektifkan mulai semester ganjil tahun akademik 2015/2016”, pungkas Dekan FEBI.