Pendalaman Materi PPL FEBI Gelombang 1 Tahun 2021

Tulungagung, 14 Januari 2021. Hari ini kembali digelar acara Pendalaman Materi PPL FEBI yang mana ini merupakan gelombang pertama tahun 2021. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari jajaran dekanat FEBI IAIN Tulungagung, dosen-dosen pembimbing lapangan atau biasa disingkat DPL, serta mahasiswa calon peserta PPL FEBI gelombang pertama tahun 2021. Dalam acara ini turut hadir pula, Bapak Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Acara ini dibuka dengan bacaan ulumul qur’an bersama-sama yang dipandu oleh pembawa acara. Ada dua narasumber utama yang dihadirkan dalam acara ini. Beliau adalah H. Khomaidi selaku pimpinan Asuransi Bumiputera Syariah dan H. Ghufron Ahmad Yani selaku Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

                

Selaku Ketua Laboratorium FEBI IAIN Tulungagung, Bapak Siswahyudi mengatakan bahwa PPL kali ini masih tergolong PPL daring dikarenakan masih merebaknya wabah covid di Indonesia. Mahasiswa melakukan PPL di dekat rumah masing-masing untuk menghindari kluster baru covid 19. Hal yang senada juga dinyatakan oleh Dekan FEBI IAIN Tulungagung, Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag.. Beliau menyatakan bahwa PPL ini mulanya diprediksi akan menjadi PPL pertama yang dilakukan secara biasa setelah pandemi. Namun apa daya keadaan dirasa belum kondusif untuk melakukan hal itu.

 

 

                Poin-poin penting PPL dijelaskan dengan lugas oleh Bapak Khomaidi. “Harus memiliki penampilan yang menarik. Contohnya berpakaian rapi,” Bapak Khomaidi menjelaskan. Tak luput dari itu semua adalah mental. Setelah itu beliau sedikit menjelaskan tentang asuransi syariah yang rata-ratanya aman dan menguntungkan. Selanjutnya Rendra Erdkhadifa, M.Si selaku moderator memberikan waktu dan tempat untuk narasumber selanjutnya.  Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bapak Ghufron Ahmad Yani selaku narasumber kedua. Poin penting yang disampaikan beliau adalah bahwa kita kuliah tidak dididik untuk menjadi karyawan yang disuruh-suruh. Harus berpikir inovatif dan kreatif untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Bukan berarti tidak boleh menjadi karyawan, namun jadilah karyawan hanya untuk belajar. Jangan untuk selamanya.