Workshop Peninjauan Kurikulum untuk Mempersiapkan MBKM

Batu, 23-25 Mei 2022. Kota Batu menjadi tempat workshop peninjauan kurikulum yang bertujuan utama mempersiapkan dan finalisasi konsep program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka atau lebih kita kenal singkatannya yaitu MBKM. Selain itu, juga dilakukan penyempurnaan kurikulum untuk mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) tahun angkatan masuk 2022/2023.


Rombongan tiba di hotel Amarta Hills, Batu pukul 13.00 WIB. Waktu kedatangan ini sebenarnya sedikit terlambat dikarenakan macetnya jalur Kandangan-Pujon pada hari itu melebihi biasanya. Pembukaan workshop ini dilakukan pukul 16.00 WIB. Workshop ini dibuka oleh  Wakil Rektor Bidang Akademik & Pengembangan Lembaga,  Dr. H. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag. mewakili rektor yang pada kesempatan kali ini berhalangan hadir karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.


Pada workshop ini, hadir juga, segenap kru dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN SATU Tulungagung yaitu Ketua LPM, Drs. Asrop Safi’i, M.Ag, Kepala Pusat Audit dan Pengendalian LPM, Dr. Moh. Arif. M.Pd., dan Syaiful Hadi, M.Pd sebagai kepala bidang baru di LPM. Beliau bertiga hadir dalam workshop kali ini sebagai narasumber internal. Sedangkan narasumber eksternal adalah Ibu Patricia Febrina, SE., MA (Ketua Program Studi S1 Akuntansi) dan Dr. Hendra Wijaya, S.Akt., MM., CPMA (Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi) dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). UKWMS ini adalah universitas yang telah berhasil melakukan MBKM dengan baik pada dua semester sebelumnya dan telah beberapa kali mendapatkan hibah Kemristekdikti terkait dengan program MBKM ini.


Pada UKWMS program MBKM ini telah sukses dilakukan dengan baik. Satu program yang akan diinisiasi pada semester depan adalah program pertukaran pelajar dengan universitas luar negeri. Hal ini mereka upayakan karena peminat dari student exchange ini yang begitu besar di kampus. Pertimbangan suksesnya pertukaran pelajar dengan universitas dalam negeri pun turut mendorong adanya program kelanjutan ini. Namun diceritakan juga oleh narasumber bahwa keberjalanan MBKM tidak selalu berjalan mulus dan mudah. Ada halangan utama adalah bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) yang bermacam-macam membuat transkrip dari mahasiswa pun berbeda-beda. Bahkan kadang Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) sarjana akuntansi kadang tidak bisa terwakili oleh BKP tersebut. Sehingga ini membuat mahasiswa harus tetap mengambil mata kuliah di kampus dan menjadikan SKS MBKM hanya sebagai tambahan yang melebihi 144 SKS.


Contohnya saja ada beberapa mahasiswa yang berminat dan melakukan pengajaran pada sekolah-sekolah yang ada di daerah mereka. (biasanya mereka berasal dari daerah pinggiran). BKP inilah yang tidak bisa mensubtitusikan CPL yang ada di sarjana akuntansi. Sehingga mau tidak mau harus menjadikannya SKS tambahan.