FEBI Selenggarakan Seminar Nasional Bertajuk Peluang dan Tantangan Metamorfosis UUS Menjadi BUS

Tulungagung, 11 Mei 2023. Bertempat di Aula Gedung Pascasarjana lantai 5, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU Tulungagung) menyelenggarakan seminar nasional program studi Perbankan Syariah dengan tema "Peluang dan Tantangan Metamorfosis Unit Usaha Syariah (UUS) Menjadi Bank Umum Syariah (BUS)". Diharapkan dengan adanya seminar nasional ini mahasiswa, dosen, maupun karyawan di sektor perbankan syariah dapat mendapatkan penyegaran ide, sehingga sumbangsihnya yang besar diharapkan muncul untuk menanggulangi dan menyelesaikan permasalahan yang mungkin muncul akibat adanya perubahan dari UUS menjadi BUS. Seminar nasional ini sangat penting dan krusial mengingat amanat Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma'ruf Amin bahwa UUS harus lakukan spin-off atau perubahan/pemisahan sesuai dengan UU Nomor 21 Tahun 2008 seperti tertera pada berita berikut. https://www.kominfo.go.id/content/detail/44293/laksanakan-uu-nomor-21-tahun-2008-wapres-uus-harus-lakukan-spin-off/0/berita

Mengingat pentingnya acara ini, maka FEBI UIN SATU Tulungagung pun mengundang narasumber yang luar biasa, langsung dari ibukota, Sudarmawan Samidi, Lc., M.M. dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Beliau mendapatkan gelar S1 dari universitas ternama, Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan gelar master beliau didapatkan dari International    Islamic    University    of Malaysia (IIUM). Sekarang beliau menjabat sebagai Analis Kebijakan Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan    Keuangan Syariah (KNEKS).


Kesempatan yang istimewa ini sedikit berkurang karena Bapak Dekan FEBI, Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. berhalangan hadir karena ada tugas dan agenda lain. Seminar nasional ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik (Wakil Dekan I) Dr. H. Mashudi, M.Pd.I. Kemudian untuk kelancaran dan keberjalanan acara ini Koorprodi Ekonomi Syariah, Dr. Binti Nur Asiyah, M.Si. diminta untuk menjadi moderator karena riset beliau yang banyak membahas tentang perbankan syariah.

Pada pembukaan pertama, narasumber membahas tentang lanskap ekonomi global dimana inflasi menjadi momok bagi setiap negara di dunia saat ini. Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai pertumbuhan aset keuangan syariah secara global yang disumbangkan paling besar oleh sektor bank syariah dan sukuk. Lebih spesifik lagi beliau memperlihatkan lanskap keuangan syariah di Indonesia dimana aset keuangan syariah ini hanya menyentuh 10,77% sedangkan keuangan konvensional di angka 89,23%.

Hal inilah yang pertama-tama harus menjadi titik berat. Karena kenaikan yang besar pada aset keuangan syariah global ternyata tidak dibarengi dengan kenaikan aset keuangan syariah Indonesia secara bersamaan. Ini terlihat dari marketshare dan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Walaupun begitu kita cukup harus bersyukur melihat perkembangan peringkat ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang sangat cepat, walau belum berhasil menduduki peringkat pertama, namun Indonesia telah berhasil menduduki peringkat 2 dan 3 pada lembaga survei yang kredibel dan tersohor yaitu Islamic Finance Development Report dan Global Muslim Travel Index. Perkembangan yang pesat ini tentu tidak bisa langsung terjadi. Banyak sistem yang telah dibuat oleh pemerintah untuk mencapai hal ini seperti yang dapat kita lihat pada gambar.



Kepercayaan masyarakat terhadap Bank Umum Syariah pun sedang digoyang beberapa hari ini karena mobile banking BSI yang tidak bisa dibuka hingga 4 hari kerja. Bahkan muncul celotehan di masyarakat bahwa BSI adalah BerSabar ya Indonesia.

Di akhir penyampaian materi beliau narasumber berpesan kepada seluruh hadirin bahwa sektor keuangan syariah Indonesia sudah memiliki modal yang besar sehingga PR bersama seluruh kalangan adalah bagaimana memanfaatkan modal tersebut sehingga dapat digunakan untuk produksi-produksi syariah. Semua ini meliputi produsen pakaian, tempat wisata, termasuk makanan dan travel.

Foto bersama panitia dengan narasumber.

Foto bersama narasumber dengan peserta seminar.

Sesi tanya jawab seminar.

Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.