Seri Webinar CEPS FEBI 2021 IAIN Tulungagung Berjudul Transformasi Riset untuk Membangun Kebijakan Berbasis Bukti

Tulungagung. Kamis, 25 Februari 2021. Hari ini merupakan hari yang spesial bagi Center of Economic and Policy Studies FEBI IAIN Tulungagung, atau yang kerap disapa dengan CEPS. Dimoderatori oleh Direktur CEPS FEBI sendiri, seri webinar CEPS tahun ini dimulai. Narasumber yang didatangkan pun tidak tanggung-tanggung. Mulai dari Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. serta Fadillah Putra S.Sos., M.Si., MPAff., Ph.D. selaku Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang. Judul yang diambil pun sangat sesuai dengan narasumber yang dihadirkan yaitu Transformasi Riset untuk Membangun Kebijakan Berbasis Bukti (Evidence - Based Policy) di Indonesia: Tantangan dan Strategi. 

Pada sambutannya, Bapak Dekan FEBI, Dr. Dede Nurohman, M.Ag. menyatakan pentingnya tema ini diangkat untuk membangkitkan semangat akademisi maupun para pengambil kebijakan mendiskusikan hal ini. Sering penelitian yang dilakukan oleh akademisi hanya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan suatu kebijakan yang kabur. Kabur di sini bukan berarti kurang tepat secara saintifik namun kurang tepat secara langkah selanjutnya yang tidak dikomunikasikan dengan baik bersama para pengambil kebijakan. Sehingga harapan Bapak Dekan adalah keputusan dan kesimpulan yang didapat dari penelitian dapat direalisasikan.

Selanjutnya Bapak Fadilah Putra menyebutkan ada 5 model pembuatan keputusan.

  1. Rationalist: dalam model ini tidak memperhatikan kompleksnya keadaan politik yang mempengaruhi pembuatan kebijakan dan hanya berbasis fakta dan bukti. Model ini dibahas oleh Howlett, Ramesh, dan Perl pada tahun 2009.
  2. Incrementalist: pembuat kebijakan menawarkan tujuan-tujuan kebijakan untuk mencapai hasil yang dapat dicapai. Model ini dibahas oleh Lindblom pada tahun 1959.
  3. Garbage Can: kebijakan publik tidak ada regulasi dan dasar. Bisa dikatakan sangat rumit. Teori ini dibahas oleh Zahariadis pada tahun 2014.
  4. Multiple Stream: menjelaskan lebih lanjut model Garbage Can dengan membaginya menjadi persepsi masalah, solusi, dan sentimen publik. Model ini dikemukakan oleh Kingdon pada tahun 2003.
  5. Advocacy Coalition: kebijakan publik selalu dibatasi dengan kemampuan rasional yang ada, namun tetap harus bersifat rasional. Walaupun pada kenyataan yang ada hanyalah proses tawar menawar antara banyak orang pengambil kebijakan. Teori ini banyak dibahas oleh Sabatier pada tahun 1993 dan 2014.

Tampak Dekan FEBI sedang memberikan sambutan.

Tampak narasumber (Bapak Fadillah Putra) memberikan penjelasan terkait pengambilan kebijakan.

Jenis-jenis model pembuatan kebijakan.