Kurangi Gap Teori dan Praktek, BAZNAS RI Luncurkan Program Laboratorium Manajemen Zakat Untuk Perkuat Kompetensi Mahasiswa Manajemen Zakat dan Wakaf

Masih lebarnya gap antara teori dan praktek pengelolaan zakat mengakibatkan lulusan Manajemen Zakat dan Wakaf masih minim serapan. Persoalan ini ditangkap oleh BAZNAS RI selaku lembaga yang diserahi pengelolaan zakat sesuai ketentuan undang-undang nomor 23 tahun 2011. Persoalan tersebut juga menjadi tantangan bagi Perguruan Tinggi (PT), utamanya bagi PT yang menyelenggarakan Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf. 

Untuk mengatasi gap tersebut, BAZNAS RI meluncurkan program Laboratorium Manajemen Zakat (LMZ). Program ini diperuntukkan bagi PT yang mengajarkan zakat dalam kurikulumnya, baik PT di bawah Kemendikbud Ristek Dikti maupun PT di bawah Kementerian Agama. Sampai saat ini, 17 PT baik negeri maupun swasta yang telah diberikan bantuan LMZ untuk mendukung pembelajaran manajemen zakat.

Prodi Manajemen zakat dan wakaf FEBI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung merupakan salah satu PT yang ditunjuk oleh BAZNAS RI untuk mengelola program ini. Sebagai Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf yang berdiri di Provinsi Jawa Timur, kualitas lulusan di Manajemen Zakat dan Wakaf FEBI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung harus terus dijaga. FEBI UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung secara khusus diundang oleh Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS RI untuk mengelola program ini.

 Dalam sambutannya Direktur Puskas BAZNAS RI Hasbi zaenal mengatakan “ekosistem zakat terus tumbuh dengan pesat, zakat sudah bergeser dari semula hanya persoalan kewajiban agama, kini menjadi persoalan ekonomi negara. Dibutuhkan penguatan SDM yang mumpuni untuk mengelola dana ini, karena zakat tidak hanya persoalan bagaimana menghimpun dana lalu menyalurkannya. Lebih dari itu, zakat harus ditinjau dari banyak keilmuan mulai dari fikih, manajemen, manajemen resiko, perencanaan, sosial, ekonomi dan ilmu-ilmu lainnya. Mahasiswa harus dibekali dengan ilmu-ilmu tersebut agar pengelola zakat ke depan bisa professional dan kompeten”. Tutur alumni al-Azhar Kairo ini.

 Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Prof. Dr. Abad Badruzzaman, Lc., MA. Dalam sambutannya mengatakan “kami mengakui bahwa ada gap antara teori dan praktek. Banyak dosen-dosen yang berangkat dari keilmuan umum, sebenarnya mereka sangat mumpuni dengan keilmuannya, akan tetapi jika mengajar di manajemen zakat dan wakaf mereka belum begitu menguasai. Dengan adanya LMZ dan sertifikasi amil untuk para dosen, akan mengurangi gap tersebut”.

 Setelah berdiskusi dan berdialog panjang, acara rapat audiensi ditutup dengan penyerahan pedoman dan Standar Operasional Prosedur (SOP) LMZ dari BAZNAS RI kepada rombongan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.